0
7 Makanan Kuliner Paling Kontroversi Di Dunia - Kuliner telah jadi episode dari wisata. Hampir setiap kawasan kini punya makanan khas yang jadi daya tarik turis. Namun beberapa ternyata cukup kontroversial menyerupai sirip hiu atau daging gorila. Waduh!

Entah apa yang ada di pikiran para warga setempat sehingga menyebabkan daging hewan-hewan tersebut dikonsumsi layaknya makanan normal. Ditengok dari CNN , Jumat (30/5/2014) inilah 7 Makanan Kuliner Paling Kontroversi Di Dunia yang mampu ditemui dikala berwisata :

1. Burung ortolan , Prancis


Alangkah indahnya mendengar kicau burung di pagi hari. Namun apa karenanya jikalau populasinya terlalu banyak di suatu tempat. Alhasil dijadikan salah satu menu makanan. Ortolan terkenal sebagai burung yang kicauannya mengagumkan di seluruh Eropa.

Namun alasannya populasinya terlalu besar di Prancis , jadilah burung ini dijadikan salah satu menu makanan. Karena kecil , burung ini mampu dimakan seluruhnya , termasuk tulang-tulangnya. Namun mengkonsumsi burung ini ilegal alasannya mampu menghancurkan spesies mereka. Para penggiat konservasi tengah menyelamatkan populasi tersebut.

2. Sirip ikan hiu , China


Melihat sup sirip ikan hiu bukanlah hal yang abnormal dikala jalan-jalan ke China. Di sana , aneka macam restoran yang menyajikan hal itu. Padahal , 1/4 populasi hiu sedang dalam ancaman alasannya hadirnya masakan kontroversial tersebut.

Sayangnya , di sana , menu hewan hampir punah ini masih legal. Sehingga , mereka mampu dengan kalem mengkonsumsi sup sirip hiu tersebut. Namun akhir-akhir ini , sudah banyak maskapai dan hotel di China yang menghapus menu tersebut di daftar makanan mereka.

3. Penyu hijau , Cayman Island


Saat jalan-jalan ke Cayman Island di Karibia , jangan heran jikalau melihat menu daging penyu hijau. Di kawasan lain , penyu hijau ialah salah satu spesies laut yang dilindungi , sementara di sana , legal untuk dijadikan makanan.

Legal hukumnya menyebabkan penyu hijau sebagai makanan yang mampu dikonsumsi , dan legal juga menyebabkan mereka hewan ternak. Namun ilegal jikalau daging penyu tersebut diekspor atau dijual ke luar pulau tersebut. Meski begitu , ada baiknya untuk tidak turut mengkonsumsi makanan tersebut dikala berkunjung ke sana.

4. Trenggiling , China


Siapa sangka hewan lucu yang satu ini juga jadi santapan insan di China. Trenggiling ada di dalam salah satu menu masakan jikalau Anda liburan ke China. Sayangnya , alasannya inilah populasi trenggiling di sana menurun drastis.

Kebanyakan , trenggiling dibuat sup dengan bentuk yang masih utuh. Agar tidak sulit mengupas kulitnya yang keras , para pemburu biasanya mengambil anak trenggiling yang masih kecil. Namun , dikala ini sudah ilegal hukumnya untuk berburu hewan tersebut.

5. Katak raksasa , Republik Dominika


Katak mungkin sudah bukan hewan abnormal lagi yang masuk dalam masakan di banyak kawasan , termasuk Indonesia. Namun , menyebabkan katak raksasa sebagai salah satu masakan merupakan hal yang kontroversial. Pasalnya , katak ini sudah hampir punah. Diperkirakan , jumlahnya tinggal 8.000 ekor saja di seluruh dunia.

Kini , Republik Dominika dan Montserrat saja yang masih menyebabkan kodok langka ini sebagai menu biasa di kawasan makan atau restoran. Tapi , usahakan untuk tidak perlu mencoba makanan tersebut dikala melancong ke sana ya!

6. Gorila , Kongo


Hampir semua orang tahu bahwa gorila merupakan salah satu hewan yang hampir punah di dunia. Mengenaskannya , daging gorila asap masih banyak dijual di pasaran di Kongo. Meski sebetulnya , berburu mamalia yang satu itu merupakan tindakan ilegal di sana.

Tidak kurang dari 400 gorila mati alasannya hadirnya masakan yang satu ini. Tak mampu dipungkiri , daging gorila asap ialah salah satu alasan mengapa gorila hampir punah di bumi ini. Masalahnya , gorila merupakan salah satu hewan yang tidak terlalu aktif bereproduksi.

7. Salamander raksasa , China


Satu lagi hewan kontroversial yang dijadikan makanan di China yaitu salamander raksasa. Hewan ini biasa hidup di danau dan sungai di China Selatan. Salamander jenis ini merupakan hewan amphibi paling besar di sana.

Mereka biasanya menjual satuan , sekitar Rp 1 ,2 juta per ekor untuk dijadikan makanan. Dengan kebiasaan mengkonsumsi menyerupai itu , populasi salamander raksasa turun drastis sebesar 80%. Alhasil , hewan tersebut masuk dalam daftar hewan hampir punah.

Posting Komentar

 
Top